Kisah bocah Amerika ini tidak lain adalah sebuah bukti yang membenarkan
hadits tersebut di atas. Alexander Pertz dilahirkan dari kedua orang
tua Nasrani pada tahun 1990 M. Sejak awal ibunya telah memutuskan untuk
membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh keluarga atau
masyarakat. Begitu dia bisa membaca dan menulis maka ibunya
menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik agama
langit atau agama bumi. Setelah membaca dengan mendalam, Alexander
memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Padahal ia tak pernah bertemu
muslim seorangpun. Dia sangat cinta dengan agama ini sampai pada
tingkatan dia mempelajari sholat, dan mengerti banyak hukum-hukum
syariah, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak kalimat bahasa Arab,
menghafal sebagian surat, dan belajar adzan.
Selasa, 29 Januari 2013
Kisah Mengharukan Anak Amerika Masuk Islam
Posted by JOYO ARTO | 05.35 |
Semua itu tanpa bertemu dengan
seorang muslimpun. Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan
untuk mengganti namanya yaitu Muhammad Abdullah, dengan tujuan agar
mendapatkan keberkahan Rasulullah saw yang dia cintai sejak masih kecil.
Salah seorang wartawan muslim menemuinya dan bertanya pada bocah
tersebut. Namun, sebelum wartawan tersebut bertanya kepadanya, bocah
tersebut bertanya kepada wartawan itu, "Apakah engkau seorang yang hafal
Al Quran ?"
Wartawan itu berkata: Tidak.
Namun sang wartawan dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawabannya. Bocah itu kembali berkata ,
Akan tetapi engkau adalah seorang muslim, dan mengerti bahasa Arab, bukankah demikian ?.
Dia menghujani wartawan itu dengan banyak pertanyaan.
Apakah engkau telah menunaikan ibadah haji ?
Apakah engkau telah menunaikan umrah ?
Bagaimana engkau bisa mendapatkan pakaian ihram ?
Apakah pakaian ihram tersebut mahal ?
Apakah mungkin aku membelinya di sini, ataukah mereka hanya menjualnya di Arab Saudi saja ?
Kesulitan apa sajakah yang engkau alami, dengan keberadaanmu sebagai seorang muslim di komunitas yang bukan Islami ?
Setelah wartawan itu menjawab
sebisanya, anak itu kembali berbicara dan menceritakan tentang beberapa
hal berkenaan dengan kawan-kawannya, atau gurunya, sesuatu yang
berkenaan dengan makan atau minumnya, peci putih yang dikenakannya,
ghutrah (surban) yang dia lingkarkan di kepalanya dengan model Yaman,
atau berdirinya di kebun umum untuk mengumandangkan adzan sebelum dia
sholat. Kemudian ia berkata dengan penuh penyesalan, " Terkadang aku
kehilangan sebagian sholat karena ketidaktahuanku tentang waktu-waktu
sholat ". Kemudian wartawan itu bertanya pada sang bocah, "Apa yang
membuatmu tertarik pada Islam ?" "Mengapa engkau memilih Islam, tidak
yang lain saja ?" Dia diam sesaat kemudian menjawab. Bocah itu diam
sesaat dan kemudian menjawab, "Aku tidak tahu, segala yang aku ketahui
adalah dari yang aku baca tentangnya, dan setiap kali aku menambah
bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku." Wartawab bertanya kembali,
"Apakah engkau telah puasa Ramadhan ?" Muhammad tersenyum sambil
menjawab, "Ya, aku telah puasa Ramadhan yang lalu secara sempurna.
Alhamdulillah, dan itu adalah pertama kalinya aku berpuasa di dalamnya.
Dulunya sulit, terlebih pada hari-hari pertama. Kemudian dia meneruskan
: Ayahku telah menakutiku bahwa aku tidak akan mampu berpuasa, akan
tetapi aku berpuasa dan tidak mempercayai hal tersebut".
Apakah cita-citamu ? tanya
wartawan Dengan cepat Muhammad menjawab, Aku memiliki banyak cita-cita.
Aku berkeinginan untuk pergi ke Makkah dan mencium Hajar Aswad. Sungguh
aku perhatikan bahwa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji adalah
sangat besar. Adakah penyebab hal tersebut ? tanya wartawan lagi. Ibu
Muhamad untuk pertama kalinya ikut angkat bicara, dia berkata :
Sesungguhnya gambar Kabah telah memenuhi kamarnya, sebagian manusia
menyangka bahwa apa yang dia lewati pada saat sekarang hanyalah semacam
khayalan, semacam angan yang akan berhenti pada suatu hari. Akan tetapi
mereka tidak mengetahui bahwa dia tidak hanya sekedar serius,
melainkan mengimaninya dengan sangat dalam sampai pada tingkatan yang
tidak bisa dirasakan oleh orang lain.
Tampaklah senyuman di wajah
Muhammad Abdullah, dia melihat ibunya membelanya. Kemudian dia
memberikan keterangan kepada ibunya tentang thawaf di sekitar Kabah, dan
bagaimanakah haji sebagai sebuah lambang persamaan antar sesama
manusia sebagaimana Tuhan telah menciptakan mereka tanpa memandang
perbedaan warna kulit, bangsa, kaya, atau miskin. Kemudian Muhammad
meneruskan, Sesungguhnya aku berusaha mengumpulkan sisa dari uang
sakuku setiap minggunya agar aku bisa pergi ke Makkah Al-Mukarramah
pada suatu hari. Aku telah mendengar bahwa perjalanan ke sana
membutuhkan biaya 4 ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar.
Ibunya menimpalinya seraya
berkata untuk berusaha menghilangkan kesan keteledorannya, Aku sama
sekali tidak keberatan dan menghalanginya pergi ke Makkah, akan tetapi
kami tidak memiliki cukup uang untuk mengirimnya dalam waktu dekat
ini.Apakah cita-citamu yang lain ? tanya wartawan. Aku bercita-cita agar
Palestina kembali ke tangan kaum muslimin. Ini adalah bumi mereka yang
dicuri oleh orang-orang Israel (Yahudi) dari mereka.jawab Muhammad
Ibunya melihat kepadanya dengan penuh keheranan. Maka diapun memberikan
isyarat bahwa sebelumnya telah terjadi perdebatan antara dia dengan
ibunya sekitar tema ini.
Muhammad berkata, Ibu, engkau
belum membaca sejarah, bacalah sejarah, sungguh benar-benar telah
terjadi perampasan terhadap Palestina.Apakah engkau mempunyai cita-cita
lain ?tanya wartawan lagi. Muhammad menjawab, Cita-citaku adalah aku
ingin belajar bahasa Arab, dan menghafal Al Quran.Apakah engkau
berkeinginan belajar di negeri Islam ? tanya wartawan Maka dia menjawab
dengan meyakinkan : Apakah engkau mendapati kesulitan dalam masalah
makanan ? Bagaimana engkau menghindari daging babi ?Muhammad menjawab,
Babi adalah hewan yang sangat kotor dan menjijikkan. Aku sangat heran,
bagaimanakah mereka memakan dagingnya. Keluargaku mengetahui bahwa aku
tidak memakan daging babi, oleh karena itu mereka tidak menghidangkannya
untukku. Dan jika kami pergi ke restoran, maka aku kabarkan kepada
mereka bahwa aku tidak memakan daging babi.Apakah engkau sholat di
sekolahan ?Ya, aku telah membuat sebuah tempat rahasia di perpustakaan
yang aku shalat di sana setiap hari jawab Muhammad Kemudian datanglah
waktu shalat maghrib di tengah wawancara. Bocah itu langsung berkata
kepada wartawan, Apakah engkau mengijinkanku untuk mengumandangkan adzan
?Kemudian dia berdiri dan mengumandangkan adzan.
Dan tanpa terasa, air mata
mengalir di kedua mata sang wartawan ketika melihat dan mendengarkan
bocah itu menyuarakan adzan. Subhanallah Ane yakin bakal nangis haru
seperti wartawan itu, jika ane di situ.SEDIIIIIH.....!!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar